Berita  

Indonesia Tanpa Gelar di Rumah Sendiri: Indonesia Open 2025 Milik Negara Lain

Mejarakyat.com

JAKARTA — Turnamen bulu tangkis bergengsi Indonesia Open 2025, Tanggal 3 – 8 Juni 2025,resmi berakhir di Istora Senayan, Jakarta. Namun, alih-alih menjadi panggung kejayaan bagi tuan rumah, turnamen kelas BWF Super 1000 ini justru mencatat hasil pahit bagi Indonesia: tidak satu pun gelar berhasil diraih oleh wakil Merah Putih.

Dalam laga-laga final yang digelar Minggu sore, para atlet dari berbagai negara tampil dominan. Di sektor tunggal putra, pebulutangkis Denmark Anders Antonsen tampil impresif menaklukkan lawannya dalam dua gim langsung. Sementara di tunggal putri, wakil Korea Selatan An Se-young memperlihatkan kelasnya dengan permainan taktis dan solid.

Korea Selatan juga berjaya di sektor ganda putra, lewat pasangan Seo Seung-jae / Kim Won-ho yang tampil konsisten sepanjang turnamen. Dominasi Asia dilengkapi oleh Liu Shengshu / Tan Ning dari Tiongkok yang sukses menjadi kampiun di ganda putri. Menariknya, gelar ganda campuran jatuh ke tangan pasangan asal Prancis, Thom Gicquel / Delphine Delrue, menandai keberhasilan Eropa menembus dominasi Asia.

Bagi Indonesia, hasil ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Meskipun beberapa wakil seperti Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, hingga ganda muda Leo/Daniel sempat memberikan perlawanan, mereka gagal melangkah hingga babak puncak. Harapan terakhir Indonesia, Putri Kusuma Wardani, terhenti di semifinal setelah kalah dramatis dari pemain unggulan Korea Selatan.

Ketiadaan gelar ini menjadi tamparan keras, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan sejarah panjang dan prestasi tinggi dalam dunia bulu tangkis. Ditambah lagi, kegagalan serupa juga terjadi di Indonesia Masters awal tahun ini, menandakan perlunya evaluasi mendalam terhadap performa atlet, strategi pelatnas, dan regenerasi pemain.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, dalam konferensi pers usai turnamen, menyebutkan bahwa “perlu ada pendekatan baru dalam pembinaan atlet muda serta pembenahan mental bertanding untuk menghadapi tekanan di ajang sebesar ini.”

Meski gelar absen, dukungan dari publik tetap membanjiri Istora. Ribuan suporter hadir memberikan semangat, menandakan bahwa cinta masyarakat Indonesia terhadap bulu tangkis masih menyala. Kini, harapan pun diarahkan ke turnamen-turnamen mendatang, termasuk Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2025, di mana Indonesia diharapkan bisa kembali bangkit dan berbicara lebih banyak di panggung dunia.(Msy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *